Jumat, 01 September 2017

Apakah itu Resistor?

Halo semuanya ...

Pada artikel kali ini, saya akan membahas tentang resistor. Mungkin bagi kalian yang menekunin bidang elektronika pasti sudah akrab dengan komponen yang satu ini.


Baiklah, kita langsung mulai saja.

Pengertian Resistor

Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai penghambat atau pembatas arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian elektronika.

Resistor sendiri termasuk komponen pasif.

Lambang resistor adalah R.

Satuan resistor adalah Ohm (Ω).

Sesuai dengan Hukum Ohm, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya.

Semakin besar resistansi maka semakin kecil arus listrik yang mengalir.

Semakin kecil resistansi maka semakin besar arus listrik yang mengalir.

Simbol Resistor

Berikut ini adalah simbol resistor yang sering dipakai.

resistor-symbol
Simbol-Simbol Resistor

Simbol resistor sebelah kiri biasa disebut Europe Symbol, sedangkan simbol resistor sebelah kanan biasa disebut America Symbol.

Daya Maksimum Resistor

Daya maksimum resistor adalah nilai daya maksimum yang dapat dilewatkan oleh resistor.

Daya maksimum resistor dapat dihutung dengan rumus:
Keterangan:

P: Daya (Watt)

V: Tegangan (Volt)

I: Arus (Ampere)

R: Resistansi (Ohm)


Tujuan mengetahui daya maksismum resistor adalah untuk menghidari kerusakan resistor akibat kelebihan daya yang mengalir.

Dampak kelebihan daya pada resistor: membuat resistor terbakar.

Biasanya daya maksimum resistor telah ditentukan dari pabrikan, jadi kita tinggal menghitung tegangan atau arus maksimum yang dapat diberikan pada resistor.

Contoh:

Sebuah resistor 1000 Ohm dengan daya 1/4 Watt.

Maka:

I2 =P/R

I2 =0.25/1000

I2 = 2,5 x 10-4


I = 0.0158 A

Jadi arus maksimum yang dapat dialiri resistor adalah 0.0158 A atau 15,8 mA.

Nilai Toleransi Resistor

Toleransi resistor merupakan perubahan nilai resistansi dari nilai yang tercantum pada badan resistor yang masih diperbolehkan dan dinyatakan resistor dalam kondisi baik.

Toleransi resistor bermacam-macam, ada 1%, 5%, 10%, 20%.

Nilai toleransi resistor ini selalui dicantumkan di badan resistor dengan kode warna pada cincin terakhir.

Di pasaran, nilai toleransi resistor yang paling banyak dijumpai adalah 1% (warna cokelat) dan 5% (warna emas).

Jenis-Jenis Resistor

Jenis-jenis resistor terbagi menjadi 2 yaitu berdasarkan bahan dan berdasarkan nilai resistansinya.

Jenis Resistor Berdasarkan Bahan

1. Resistor Kawat (R Batu)



Resistor kawat adalah jenis resistor generasi pertama yang lahir pada saat rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube).

Resistor kawat biasanya memiliki ukuran fisik yang besar dan memiliki daya yang besar (1 W, 2 W, 5 W, 10 W, dll).

Reesistor kawat juga memiliki nilai resistansi yang lebih besar dan tahan terhadap panas yang tinggi.

2. Resistor Batang Karbon (Arang)


Resistor ini merupakan generasi resistor setelah resistor kawat.

Saat ini resistor ini telah jarang digunakan dalam rangkaian elektronika.

3. Resistor Film Karbon


Resistor film karbon merupakan resistor hasil pengembangan dari resistor batang karbon.

Resistor film karbon banyak digunakan pada rangkaian elektronika saat ini.

Ini resistansi pada resistor film karbon disimbolkan dengan kode warna.

Resistor ini memiliki daya 1/4 W, 1/2 W, 1 W, 2 W, dll.

4. Resistor Film Metal


Resistor film metal dibuat dengan bentuk yang hampir menyerupai resistor film karbon.

Kelebihan dari resistor film metal adalah tahan terhadap perubahan temperatur dan memiliki nilai toleransi yang sangat kecil, biasanya 1%.

Resistor film metal juga memiliki tingkat kepresisian yang lebih tinggi dibandingkan dengan resistor film karbon.

Hal tersebut terjadi akrena resistor film metal memiliki 5 buah gelang warna, bahkan ada yang 6 buah gelang warna.

5. Resistor Keramik (Porselin)


Resistor terbaru saat ini adalah resistor yang dibuat dari bahan kemarik atau porselin.

Resistor ini terbuat dari keramik yang dilapisi dengan kaca tipis.

Saat ini resistor keramik/porselin banyak digunakan dapat rangkaian elektronika karena ukurannya yang kecil (smd) dan memiliki nilai resistansi yang tinggi.

Resistor Berdasarkan Nilai Resistansi

1. Potensiometer

Potensiometer merupakan variable resistor yang paling sering digunakan.
Pada umumnya, potensiometer terbuat dari kawat atau karbon.

Perubahan resistansi pada potensiometer terbagi menjadi 2, yaitu linier dan logaritmik.

Perubahan resistansi linier adalah perubahan nilai resistansi yang sebanding dengan arah putaran pengaturnya.

Perubahan resistansi logaritmik
adalah perubahan nilai resistansi berdasarkan perhitungan logaritmik.

Biasanya resistansi maksimum pada potensiometer logaritmik diperoleh saat kita melakukan setengah kali putaran pada pengaturnya.

Sedangkan resistansi minimum berada di titik awal atau titik maksimum putaran.

Untuk mengetahui apakah potensiometer tersebut linier atau logaritmik, kita bisa melihat huruf yang tertera di bagian belakang badannya.


Jika huruf A, maka potensiometer linier.


Jika huruf B, maka potensiometer logaritmik.


Nilai resistansi yang tertera pada bagian depan badannya merupakan nilai resistansi maksimal dari potensiometer tersebut.

Potensiometer Geser

Ponsiometer geser merupakan kembaran dari potensiometer di atas.

Perbedaan potensiometer biasa dan potensiometer geser adalah cara mengubah resistansinya.

Pada potensiometer geser, cara mengubah resistansinya adalah dengan menggeser tuas yang ada di badan potensiometer.

Potensiometer geser hanya memiliki perubahan resistansi secara linier.

Trimpot



Trimpot (Triopotensiometer) memiliki sifat dan karakteristik yang tidak berbeda jauh dengan potensiometer.

Perbedaan yang mencolok antara trimpot dan potensiometer adalah ukuran.

Ukuran trimpot lebih kecil daripada ukuran potensiometer.

LDR (Light Dependent Resistor)


LDR merupakan resistor yang nilai resistansinya berubah jika terjadi perubahan intensitas cahaya di daerah sekelilingnya.

LDR biasanya disebut dengan sensor cahaya.

LDR banyak dipakai di lampu jalan atau lampu taman.

Intensitas cahaya yang besar mampu mendorong elektron untuk menembus batas-batas pada LDR.

Sehingga nilai resistansi LDR akan naik jika intensitas cahaya yang diterimanya sedikit (gelap).

Nilai resistansi LDR akan turun jika intensitas cahaya yang diterimanya banyak (terang).

Kode Warna Resistor

Berikut ini adalah tabel kode warna resistor.


Itulah tadi artikel dari saya tentang Apakah itu Resistor dan Fungsinya?

Resistor jenis manakah yang sering kalian pakai?

Sebenarnya setiap jenis resistor memiliki fungsinya masing-masing.

Semoga artikel yang saya buat ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.


1 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus